Walau belum bisa ditetapkan waktu realisasinya, kenaikan harga BBM sudah dapat dipastikan seiring dengan makin meroketnya harga minyak mentah dunia. Namun sebagai gantinya, pemerintah akan tengah mempersiapkan kompensasi untuk meringankan beban masyarakat.
"Sedang dikaji. Ada tunai, ada uang transpor untuk rakyat yang naik angkot dan bus. (Pemerintah) kasih kupon uang transpor. Biar rakyat tidak berat," kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik, seperti dikutip dari okezone, Rabu (22/2).
Wacana kompensasi ini pertama kali disampaikan Presiden ketika membuka Sidang Kabinet Paripurna di Kantor Presiden, Rabu. "Bantuannya bisa kita pikirkan (apakah seperti) yang dulu pernah kita lakukan atau kita modifikasi tambahan-tambahan baru yang memang tepat," papar Presiden.
Selain itu, Presiden juga meminta agar anggaran kompensasi kenaikan harga BBM harus berasal dari sumber yang tepat. Kepala Negara meminta kementerian dan lembaga negara menunda pengeluaran yang sifatnya rutin, seperti belanja gedung.
Pada Sidang Kabinet Paripurna ini pula, presiden juga membahas tentang upaya menanggulangi kemiskinan. Pada pidatonya beliau menghimbau agar semua pihak, mulai dari lembaga-lembaga pemerintah, lembaga non pemerintah, serta perusahaan swasta ikut serta dalam upaya mengurangi angka kemiskinan CSR (corporate social responsbility).
Semoga pemerintah dapat memutuskan kompensasi yang terbaik untuk masyarakat, sehingga hal ini tidak makin menekan dan menambah angka kemiskinan. Bantuan yang diberikan juga harus bijaksana agar tidak membuat mental masyarakat menjadi manja.
Sumber : kompas.com/vn